Selasa, 30 Maret 2010

Kedudukan Mempelajari Al-Qur’an

Kedudukan Mempelajari Al-Qur’an
Agama turun dengan pedoman Al-Qur’an dan Hadist, serta kemampuan manusia dalam beribadah seperti para alim ulama yang dapat dijadikan dasarkan pertimbangan agama berbagai resolusi yang diberikan yang biasa disebut fatwa. Pedoman ini untuk dijalankan sesuai dengan konsep dan tuntunan. Sebagai tuntunan, banyak jenisnya seperti yang bersifak kewajibkan dan banyak pula yang hanya sekedar peringatan atau penjelasan dan berbagai bentuk petunjuk lainnya.
Pedoman agama perlu kiranya kesadaran untuk melaksanakan, seperti Al-Qur’an. Di mana setiap sendi dalam hidup ini telah lengkap dalam Al-Qur’an termasuk ke mana arah dan tujuan hidup di dunia. Hal ini berguna bagi kecenderungan yang harus senantiasa dijaga agar tidak keluar dari koridor yang dirumuskan.
Rumusan tujuan merupakan penjabaran dari tiga sendi ajaran Islam yang bersumber dari AL-Qur’an dan Hadist yaitu Aqidah, akhlak dan Syari’ah (Moh. Yahya Obaid, 2008: 4). Kesadaran akan muncul jika kita sudah melalui proses pembelajaran. Pembelajaran ini akan memberi rangsangan untuk bisa melaksanakannya dengan penuh keikhlasan. Dengan demikian akan memberi manfaat bagi kita dalam hidup dan kehidupan ini.
Agama diturunkan untuk manusia, tidak terkecuali untuk suku dan golongan tertentu, tetapi untuk seluruh manusia. Tujuan agama diturunkan jelas untuk kebaikan dan kemasylahatan manusia, sehingga berbahagialah mereka yang terus mengikuti tuntunan agama. Mereka akan senantiasa dipelihara oleh Allah dan diberi rahmat sehingga hidup mereka akan bahagia dunia dan akhirat.
Khathtan (1997:23) mengatakan begitu nyaringnya himbauan AL-Qur’an supaya umat islam menjadi umat yang rajin (Hadist Tarbawi: 6). Kita harus memahami akan pentingnya pengamalan agama. Begitu pentingnya pengamalan ini, merupakan suatu keharusan bagi setiap insan untuk mengabdikan dirinya kepada Yang Masa Kuasa dalam wujud ketaatan dan ketundukan terhadap seluruh ketentuan. Hal ini berdasarkan pengertian seperti yang diuraikan di bawah ini:
Pengamalan Agama berasal dari kata dasar “amal” yang berarti perbuatan atau praktik. Sedangkan dalam kamus Bahasa Indonesia agama adalah kepercayaan yang dianut oleh seseorang berisi ketaatan yang telah ditetakan oleh Allah SWT untuk disampaikan kepada umat manusia melalui perantara seorang Nabi untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.
Tidak diragukan lagi bahwa seluruh manusia menginginkan kebahagiaan yang senantiasa mencarinya dan tentunya semua itu akan diperoleh dalam sejumlah ajaran agama yang sudah direalisasikan dalam akumulasi perintah dan larangan Allah SWT. Agama adalah suatu yang asasi dan paling mendasar dalam lehidupan manusia yang dengan bisa sukses dunia dan akhirat, karena agama merupakan hal yang fitri dan anugerah Allah SWT yang benar, maka sepantasnyalah mengamalkan sejumlah ajaran agama yang sudah termaktub dalam Al-Qur’an dan Hadits Nabi SAW. Sebab jika tidak demikian, maka kita terpeleset dari kebenaran yang akhirnya bukan kebahagiaan tetapi kesengsaraan yang akan diraih. Allah berfirman QS Al-Jin (72) 1-2 artinya: katakanlah (Hai Muhammad), “telah diwahyukan kepadaku bahwasanya sekumpulan jin telah mendengarkan (Al-Qur’an), lalu mereka berkata, “sesungguhnya kami telah mendengarkan Al-Qur’an yang menakjubkan, yang memberi petunjuk kepada jalan yang benar lalu kami beriman kepadanya, Dan kami sekali-kali tidak akan mempersekutukan seorang pun dengan Tuhan kami,”
Ayat tersebut menunjukkan bahwa ayat-ayat yang diterima Rasulullah SAW adalah kalimat-kalimat yang datang dari Allah dimana golongan jin sendiri mengakui kebenaran Al-Qur’an yang berasal dari Allah SWT. Bahkan golongan jin bersumpah untuk tidak mempersekutukan Allah SWT setelah mendengarkan ayat-ayat Al-Qur’an yang menakjubkan, kata mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar